asus Nominativus (subjek) dan Accusativus (objek) telah kita bahas pada pelajaran I.2. Sekarang kita akan membahas mengenai tiga kasus selanjutnya yaitu Genetivus (gen.), Dativus (dat.), dan Ablativus (abl.).
GENETIVVS
Contoh pemakaian kasus genetivus dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
- Orno reginae mensam. Saya menghiasi meja ratu.
- Orno reginarum mensam. Saya menghiasi meja ratu-ratu.
- Laudo agricolae filiam. Saya memuji anak perempuan petani.
- Laudo agricolarum filiam. Saya memuji anak perempuan petani-petani.
- Orno mensas reginarum. Saya menghiasi meja-meja para ratu.
Dari contoh-contoh diatas, keterangan pemilik dinyatakan dalam kasus genetivus.
n.b.:
- Pada umumnya Genetivus diletakkan di muka orang atau barang yang diterangkan: Reginae filia = anak per. ratu.
- Karena akhiran Genetivus tunggal sama dengan akhiran Nominativus jamak, hendaknya akhiran sebutan diperhatikan baik-baik. Reginae mensam orno: tak mungkin kata ‘reginae’ menjadi pokok, karena pokok itu ‘saya’. Reginae mensam ornat: pokok harus tunggal, jadi ‘ia’.
- Hafallah selalu kata benda Latin dalam bentuk Nominativus dan Genetivus. Kalau akhiran Genetivus dihapus, nampaklah Akar kata bendanya.
DATIVVS
Contoh pemakaian kasus dativus dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
- Regina incolae dat. Ratu memberi kepada penduduk.
- Regina incolis dat. Ratu memberi kepada para penduduk.
- Regina puellae imperat. Ratu memerintah kepada gadis.
- Regina puellis imperat. Ratu memerintah kepada gadis-gadis.
Dari contoh-contoh diatas, dapat kita ketahui bahwa pelengkap penyerta-bisa juga disebut objek tak langsung-dinyatakan dengan kasus dativus.
n.b.:
- Bentuk Dativus dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan: kepada; untuk; bagi; guna. Pilih terjemahan yang tepat.
- Dativus jamak dari filia = filiabus.
- Sekarang sudah ada tiga jabatan yang berakhiran ‘-ae’ pada deklinasi I. Karena itu kalau menerjemahkan bahasa Latin jangan ikut urutan kata-kata. Mulailah selalu dengan sebutan (predikat/verba), sesudah itu cari pokok (nominativus), lalu pelengkap penderita (accusativus); lalu tidak susah lagi menentukan jabatan dari kata yang berakhiran -ae.
ABLATIVVS
Contoh pemakaian kasus ablativus dapat dilhat pada contoh-contoh di bawah ini:
- Incola hasta pugnat. Penduduk berperang dengan tombak.
- Incolae hastis pugnant. Para penduduk berperang dengan tombak-tombak.
- Puella in silva errat. Gadis mengembara di hutan.
- Puellae in silvis errant. Para gadis mengembara di hutan-hutan.
- Puella e villa incolam vocat. Gadis memanggil penduduk keluar dari pondok.
- Puella e villis incolas vocat. Gadis memanggil para penduduk keluar dari pondok-pondok.
Dari contoh-contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa keterangan alat dan keterangan tempat dalam bahasa Latin dinyatakan dengan kasus ablativus yang sering pula didahului oleh kata depan (preposisi) seperti ‘in’, ‘ex’, ‘a’, dll.
Daftar lengkap berkenaan dengan masalah deklinasi nomina, dapat dilihat dengan mengklik Daftar Deklinasi I, Daftar Deklinasi II, Daftar Deklinasi III, Daftar Deklinasi IV, dan Daftar Deklinasi V. Untuk melihat fungsi dari masing-masing kasus dapat dilihat dengan mengklik Casus Latini.
KETERANGAN PEMILIK DINYATAKAN DENGAN KASUS GENETIVUS, PELENGKAP PENYERTA (OBJEK TAK LANGSUNG) DINYATAKAN DENGAN KASUS DATIVUS, DAN KETERANGAN TEMPAT ATAU KETERANGAN ALAT DIYATAKAN DENGAN KASUS ABLATIVUS
.
.L.
BAGAIMANA MENGERJAKAN
BalasHapus